Monday, May 2, 2016

Mendidik Anak Agar Tidak Manja, Keras Kepala dan Dapat Mandiri

Dalam kehidupan berkeluarga, setiap orang tua tentu mengharapkan anak-anaknya dapat tumbuh menjadi anak-anak yang baik, dapat dibanggakan dan mempunyai karakter atau sifat-sifat yang positif dalam segala hal. Kebanyakan orang tua akan melakukan segalanya demi membahagiakan anak-anak mereka dengan memberikan segalanya yang mereka inginkan, namun ternyata hal ini tidak selalu baik dalam proses mendidik anak. Banyak anak yang dibiasakan hidup dengan kenyamanan dan tidak pernah merasa sulit dalam hidupnya cenderung menjadi manja dan tidak dapat mandiri. Sebagai orang tua, kita perlu berhati-hati dalam pengasuhan anak pada masa perkembangannya karena setiap didikan kita dapat berpengaruh besar bagi kehidupan sang anak di masa depan. Berikut adalah tips bagaimana mendidik anak dengan baik agar tidak manja, keras kepala dan dapat menjadi mandiri. 1. Jangan menuruti semua keinginan anak Walaupun Anda sangat mencintai anak Anda, menuruti semua keinginannya bukanlah cara mendidik anak dengan benar. Tindakan tersebut hanya akan membuat anak Anda menjadi anak yang manja dan selalu mengandalkan orang lain. Jika sejak kecil anak sudah dimanjakan dengan mengikuti semua keinginannya, dampak ke depannya anak akan menjadi anak yang tidak mandiri dan malas karena selalu berpikir ada orang tua yang akan memberikan semua yang diinginkannya. Biasakanlah anak Anda untuk berusaha mengerjakan tugas mereka sendiri agar mereka dapat belajar bertanggung jawab untuk diri mereka sendiri. 2. Jangan terlalu banyak melarang Rasa keingintahuan anak terhadap dunianya sering kali membuat mereka ingin mencoba melakukannya secara leluasa. Ketakutan orang tua adalah jika hal-hal terburuk terjadi pada anak Anda. Makanya kebanyakan orang tua memberi larangan atau batasan terhadap suatu hal yang bisa membahayakan anak. Larangan hanya membuat rasa penasaran bagi anak untuk melakukannya dan dapat menjadikan anak berbohong kepada orang tuanya. Komunikasi dua arah adalah solusi terbaik untuk mengingatkan anak alih-alih melarang anak melakukan hal-hal yang ingin mereka lakukan. Beri tahu mereka tentang risiko yang mungkin terjadi dan mintalah anak Anda untuk berhati-hati. 3. Ajar anak untuk tidak berbohong Jangan sekali-kali memberikan contoh pada anak Anda untuk berbohong. Ajar mereka untuk selalu terbuka tentang keadaannya dalam segala hal, baik itu menyangkut perasaannya, atau kendala-kendala yang dihadapinya. Jangan membiasakan anak Anda tertutup tentang perasaan mereka terhadap Anda. Dengan cara ini, Anda sudah mendidik anak Anda untuk bertindak jujur dalam kehidupannya. 4. Jangan sekali-kali menghukum dengan kekerasan fisik Sering kali Anda sebagai orang tua merasa marah atau kesal terhadap ulah atau kelakuan anak-anak Anda yang buruk dan cara ampuh untuk membuat anak jera adalah dengan hukuman fisik. Salah satu contoh tindakan hukuman fisik yang sering dilakukan kebanyakan orang tua adalah memukulnya. Entah itu menggunakan tangan, kaki atau benda-benda lainnya yang dapat Anda gunakan untuk memukul anak Anda. Hal tersebut sama sekali tidak dibenarkan. Jika Anda memiliki anak kecil dan ketika mereka melakukan suatu kesalahan, Anda dapat memberi tahu secara baik-baik dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh mereka tanpa memberikan hukuman fisik dan jika Anda memiliki anak yang usianya mungkin sudah beranjak remaja atau sudah mengerti keadaan, Anda bisa menerapkan sistem disiplin terhadap mereka. Kekerasan fisik hanya akan membuat jiwa anak Anda terluka, bukan hanya fisik atau tubuh mereka yang terluka. Dan itu akan berdampak negatif pada pertumbuhan jasmani dan emosi mereka. Hukuman fisik dalam bentuk apapun hanya akan menakutinya dan akan membuat anak semakin tidak menghormati Anda, menjadi keras kepala dan memberontak terhadap Anda. 5. Kasih dan perhatian Seorang anak akan merasa nyaman dan bahagia apabila orang tua mereka menunjukkan kasih dan perhatian pada saat anak memang membutuhkan hal itu. Kepedulian orang tua dalam hal sekecil apapun bisa membantu orang tua dalam mendidik anak. Perhatian bukan berarti berbicara tentang bagaimana Anda sebagai orang tua bisa memberikan materi atau barang-barang kesukaan anak, tetapi juga dalam tindakan, misalnya yang dapat Anda lakukan adalah ketika anak Anda belajar, saat itulah Anda bisa menunjukkan perhatian dan kasih Anda dengan cara menemani mereka, walaupun hanya sekadar duduk di sebelah mereka. Dengan demikian anak Anda akan lebih bersemangat dalam belajar dan apabila ada kesulitan, Anda dapat membantu anak memecahkannya. Menjadi orang tua adalah tugas dan tanggung jawab yang mulia. Jadilah orang tua yang dapat dibanggakan oleh anak Anda. Didiklah anak Anda dengan baik, maka anak Anda akan memberikan sukacita bagi Anda dan keluarg

IBU CERDAS, KREATIF DAN PRODUKTIF

IBU CERDAS, KREATIF DAN PRODUKTIF Menjadi Ibu Rumah Tangga Yang Produktif Dimasa Sulit Ironi dan Dilema Ibu Rumah Tangga Dewasa Ini Hidup semakin susah, biaya kebutuhan sehari-hari cenderung naik terus mulai dari urusan sembako, sayur mayur, listrik, telepon, serta biaya rumah tangga lainnya. Agaknya, tidak ada ibu rumah tangga manapun yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut, 100% dipastikan akan mengatakan “YA” jika ada survey mempertanyakan fenomena semakin meningkatnya biaya-biaya itu. Juga, sejalan dengan perkembangan dan perjalanan sebuah rumah tangga, telah pula menuntut kenaikan kebutuhan non harian seperti kebutuhan biaya sekolah, kursus, pakaian, asesoris dan biaya lainnya. Disisi lain, porsi perempuan menikah di perkotaan yang berprofesi hanya sebagai ibu rumah tangga (tidak punya income tetap) masih dominan. Mereka mengelola keuangan rumah tangga dengan mengandalkan dari pendapatan kerja sang suami, yang dalam hal ini sering disebut sebagai single income generator atau bahasa kerennya adalah “single gardan”. Inilah sebuah ironi sekaligus dilema yang dihadapi para Ibu rumah tangga dewasa ini. Pertama, merasa pusing dengan biaya-biaya yang cenderung naik, namun pada saat yang bersamaan tidak produktif atau tidak mampu menghasilkan income tambahan. Kedua, merasa ingin sekali untuk membantu dan menghasilkan income tambahan tapi juga merasa tidak memiliki kemampuan untuk mencari solusi yang praktis, tanpa harus meninggalkan kesibukannya sebagai ibu rumah tangga. 3 Alasan Kenapa Mesti Produktif?. Apa perlunya seorang ibu rumah tangga harus produktif atau mampu menghasilkan uang tambahan (cash in flow) bagi keluarga?. Paling tidak, ada tiga alasan utama yang mendasari dan perlu direnungkan oleh para Ibu Rumah Tangga. Pertama, adalah untuk mencarikan solusi atas ironi dan ”kepusingan” atas biaya dan keinginan menambah aliran dana masuk bagi keluarga. Bahwa kebutuhan semakin bertambah dan ”apa boleh buat” tidak bisa dibendung, pertumbuhan tingkat kebutuhan tersebut lebih cepat dan lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan tingkat penghasilan sang suami. Seorang suami yang berprofesi sebagai karyawan (pegawai) baik pegawai negeri maupun pegawai swasta, biasanya akan mendapatkan kenaikan atau penyesuaian gaji secara tahunan. Dan, tingkat penyesuaian itupun ukurannya selalu mengacu kepada rata-rata tingkat inflasi di atas kertas. Padahal, kenaikan kebutuhan (biaya-biaya hidup) yang riil sangat jauh di atas nilai inflasi yang di buku. Dengan produktivitas (usaha produktif) dari Ibu rumah tangga, maka secara langsung akan mengurangi kesenjangan (GAP) antara kedua tingkat pertumbuhan tersebut. Kedua, adalah untuk membiasakan diri dan belajar sebagai sumber income alternatif (ban serap) bagi rumah tangga. Posisi suami yang cukup kuat dan dapat menjamin laju uang masuk (pendapatan) keluarga saat ini, tentulah tidak akan secara pasti bisa bertahan sampai jangka panjang. Meskipun kita tidak berharap untuk sesuatu terjadi di tengah jalan terhadap suami yang menyebabkan kemampuan produktivitasnya menurun, namun hidup dan masa depan adalah sesuatu yang tidak bisa diduga ujung atau akhirnya. Jika, terjadi apa-apa dengan sang suami, maka Ibu yang sudah belajar dan terbiasa produktif tentulah tidak akan terguncang dahsyat menghadapinya. Dengan persiapan dirinya sebagai antisipasi alternatif sumber income keluarga, dia akan tegar dan cepat pulih dan bisa mandiri seandainya menghadapi situasi yang tak diinginkan terhadap sang suami. Ketiga, menjadi produktif adalah salah satu bentuk olah raga otak (pikiran) di samping olah raga jasmani (badan). Ibu-ibu yang memiliki usaha (meskipun kecil-kecilan) akan cenderung lebih kreatif, inovatif dan cepat tanggap dalam menyelesaikan persoalan diri dan rumah tangganya dibandingkan dengan Ibu-ibu yang hanya konsumtif, di rumah untuk mengurusi anak dan keluarga saja. Disamping itu, mereka yang produktif juga cenderung lebih sabar, mudah berkomunikasi dan bersosialisasi dan lebih luas wawasannya. Dengan berusaha, berarti kita memegang tanggung jawab, kita harus memberikan dan mempunyai sebuah standar pelayananan terhadap orang lain (customer), kita memutar otak bagaimana supaya bisa bertahan dan maju. Tak ketinggalan, kita berinteraksi dengan banyak sekali karakter dan latar belakang orang, yang akhirnya bisa membuat kita lebih matang, lebih toleransi dan lebih memahami arti pentingnya sebuah ikhtiar dan kerjasama. 3 Prinsip Untuk Menjadi Ibu Rumah Tangga Produktif. Menjadi Ibu Rumah Tangga yang produktif tidak ada syarat khusus. Tidak perlu sekolah dan waktu belajar khusus, tidak perlu bekerja penuh waktu, tidak perlu modal yang besar, tidak perlu perencanaan dan konsep yang berbelit-belit serta tidak memerlukan pengalaman yang lama sebelumnya. Yang diperlukan hanyalah sebuah tekad dan kemauan yang solid untuk memulai dan untuk berhasil. Terdapat tiga prinsip utama yang hendaknya dapat dipegang erat oleh seorang Ibu rumah tangga yang ingin merubah dirinya dari konsumtif ke produktif dengan adanya keinginan memulai usaha, yaitu: Prinsip Keyakinan. Harus memilih jenis usaha yang spesifik (terfokus), tidak bimbang dan tidak terlalu banyak alternatif yang akhirnya membingungkan. Harus menjalaninya dengan penuh keyakinan akan adanya proses awal, adanya proses pengembangan serta akan adanya hasil yang memuaskan. Harus juga ada konsistensi dan kesabaran dalam berproses, paling tidak dalam jangka waktu tertentu (6 sampai 12 bulan). Dengan menganut prinsip ini maka Anda akan tidak mudah terombang-ambing dan tidak pula akan cepat menyerah di tengah jalan. Inilah modal besar yang terkadang dilupakan oleh tidak sedikit orang yang baru memulai sebuah usaha. Prinsip Efektifitas. Jenis usaha yang dipilih hendaknya sesuatu yang bisa dengan cepat dan praktis untuk dijalankan, karena kita berpacu dengan waktu dan motivasi kita. Jangan memilih untuk memulai sebuah usaha yang sangat membutuhkan waktu lama (berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun) untuk merencanakannya atau untuk mempersiapkannya. Energi Anda harus disimpan dan dihemat-hemat sampai akhirnya proses itu membuahkan hasil, maka jangan terlalu berlama-lama dalam persiapan. Prinsipnya, pilih dan jalankanlah jenis usaha yang dengan cepat, mudah dan praktis untuk dimulai. Dengan demikian, Anda akan memiliki cukup energi dan motivasi untuk mengawal serta mengikuti perkembangan dan hasilnya dalam waktu yang relatif singkat. Prinsip Efisiensi. Memulai suatu usaha juga tidak melulu harus dengan identik dengan modal besar. Mulailah dari modal investasi yang sekecil mungkin dan terukur, serta gunakanlah sumberdaya internal terlebih dahulu sebelum menggunakan sumberdaya eksternal. Jangan berpandangan bahwa segala sesuatunya harus terlihat mewah dan lengkap (meskipun tidak diperlukan saat itu). Semakin Anda meyakini dan menjalankan prinsip efisiensi ini, semakin terkontrol pengeluaran operasional Anda serta semakin dekat kepada sebuah hasil (keuntungan) yang diinginkan. 3 Kiat Sukses Menjadi Ibu Rumah Tangga Yang Produktif. Jika sudah maklum akan perlunya untuk menjadi Ibu rumah tangga yang produktif serta sudah dapat menguasai prinsip memulai usaha seperti diskusi kita di atas, maka sekarang tinggal sedikit tips bagaimana menjalankan usaha supaya Anda bisa menjadi Ibu rumah tangga yang produktif. Dalam tulisan ini, saya menyajikan serba 3 (tiga), sehingga kiat jitu menjadi Ibu rumah tangga yang produktifpun ada tiga; Pilihlah jenis usaha yang sesuai kemampuan Anda. Mulailah usaha dengan sesuatu yang rasanya Anda kuasai (sesuai hobby, pernah berkecimpung di bidang itu meskipun tidak lama, atau pernah belajar/memiliki referensi sebelumnya). Juga jangan merubah terlalu banyak waktu beraktivitas Anda sehari-hari dari pola yang sebelumnya ke pola baru. Karenanya, usahakan memilih usaha yang kalau bisa dilakukan di rumah atau kalaupun diluar rumah hendaknya tidak terlalu berjauhan dengan lokasi rumah Anda. Buatlah produk yang Anda sudah dapat membayangkan arah atau peluang penjualannya (calon pembelinya), dan carilah jenis usaha atau produk yang memiliki rersiko yang tidak besar. Pasarkan dengan cara yang unik dan menggunakan sistem sinergi. Produk atau jasa yang akan dipasarkan hendaknya memiliki tampilan dan ciri khas tersendiri. Tekstur yang berbeda, kemasan yang user friendly dan unik, serta kandungan manfaat atau pelayanan yang mungkin tidak bisa digantikan oleh produk atau jasa orang lain. Tampil beda, demikianlah kata yang singkat untuk menggambarkan bagaimana Anda harus mampu menghasilkan pencitraan produk atau jasa yang akan Anda pasarkan. Selain itu, faktor pendistribusiannya pun harus benar-benar diperhatikan. Agar murah dan efektif, maka ciptakanlah sinergi sebanyak mungkin dengan pihak lain. Selain murah, bersinergi dengan sebanyak mungkin channel distribusi akan membuat Anda bisa cepat memahami channel mana yang lebih efektif dan menguntungkan sehingga pada tahap berikutnya bisa lebih diprioritaskan atau difokuskan. Tangani dan kontrol langsung dan lebih intens. Karena usaha untuk menjadi Ibu runmah tangga produktif ini baru dimulai, maka jangan terlalu banyak dan terlalu cepat mengandalkan pengelolaan bisnis Anda kepada orang atau pihak lain. Terjunlah secara langsung memimpin aktivitas usaha tersebut, dengan demikian Anda akan lebih cepat memahami proses lahir dan berkembangnya. Segala sesuatu yang terjadi termasuk permasalahan yang timbul dapat segera dicarikan solusinya dan diputuskan tindakan apa yang akan diambil saat itu juga. Jika Anda menyerahkannya kepada orang lain, maka Anda akan ketinggalan berita (up date) sehingga sangat mungkin akan melenceng dari rencana dan keinginan semula. Selamat mencoba menjadi Ibu rumah tangga yang produktif, dan selamat terbebas dari ironi masalah keuangan rumah tangga Anda.

Menghilangkan Pikiran Negatif dari Kepala Anda

Cara Menghilangkan Pikiran Negatif dari Kepala Anda Berpikir negatif dapat menjadi sebuah kebiasaan. Pikiran tenggelam dan terjebak dalam suatu area negatif sampai anda mengambil tindakan untuk mengeluarkannya. Ketika anda pertama kali mulai berpikir negatif, anda mungkin akan mencoba dan memaksa pikiran keluar dari kepala anda. Anda mencoba sekeras mungkin untuk berhenti berpikir tentangnya dan mendorong mereka keluar. Tetapi pendekatan ini seringkali menjadi bumerang. Melawan pikiran-pikiran negatif sebenarnya justru dapat memperkuat pola berpikir dan hanya membuat hal-hal semakin buruk. Semakin anda mencoba untuk tidak berpikir tentang sesuatu, semakin anda benar-benar berpikir tentang hal itu. Agar anda benar-benar terbebas dari pikiran negatif, anda perlu mencoba pendekatan yang berbeda. Berikut ini adalah tujuh cara untuk membersihkan pikiran negatif anda. 1. Mengubah bahasa tubuh anda Luangkan waktu sejenak untuk mengamati bahasa tubuh anda. Apakah anda membungkuk dengan sikap tertutup? Apakah anda mengerutkan kening? Jika memang demikian, anda akan lebih mudah untuk berpikir negatif. Bahasa tubuh yang buruk dapat menurunkan citra diri anda dan menyebabkan kurangnya kepercayaan diri. Sehingga dalam keadaan emosional, menjadi sesuatu yang normal untuk mulai memiliki pikiran negatif. Duduklah tegak dengan penuh percaya diri. Buka sikap anda dan lebih banyak tersenyum. Perbaiki bahasa tubuh anda dan anda akan merasa jauh lebih baik. Ini mungkin bisa menjadi apa yang anda butuhkan untuk membersihkan pikiran-pikiran negatif. 2. Bicarakan keluar Kadang-kadang berpikir negatif terjadi karena anda memiliki masalah atau emosi yang perlu anda lampiaskan keluar. Tidak baik menyimpannya untuk diri sendiri. Jika anda memiliki sesuatu yang perlu segera ditangani, anda harus berbicara dengan seseorang. Menempatkan apa yang ada di pikiran dalam bentuk kata-kata dapat membantu anda meletakkan segala sesuatu ke dalam perspektif sehingga anda dapat menemukan akar masalahnya. 3. Luangkan satu menit menenangkan pikiran anda dari semua pikiran Dengan segala sesuatu seperti berlomba di kepala anda, akan menjadi sulit untuk mengendalikan pikiran yang muncul – terutama pikiran negatif. Cobalah memperlambatnya. Satu menit ketenangan seringkali itulah yang diperlukan. Ini seperti halnya meditasi – anda mengosongkan pikiran anda. Anggap saja sebagai reboot. Setelah kosong, anda dapat mengisinya dengan sesuatu yang sedikit lebih positif. 4. Mengubah kalimat berpikir anda Kadang-kadang pikiran negatif adalah hasil dari perspektif yang buruk . Lihatlah sudut pandang anda pada hal-hal yang terjadi di sekitar anda. Misalnya, dibanding berpikir , “Aku akan melalui waktu yang sulit dan akan mengalami kesulitan,” lebih baik berpikir “Aku menghadapi beberapa tantangan, tapi aku berusaha untuk menemukan solusi.” Anda pada dasarnya sedang mengatakan hal yang sama, namun cara kedua memiliki sudut pandang yang lebih positif. Tapi kadang-kadang perubahan kalimat kecil dapat membuat perbedaan besar untuk pola pikir anda. 5. Jadilah kreatif Ketika pikiran negatif muncul, anda dapat menetralisir dengan menghabiskan beberapa waktu kreatif. Cari penyaluran untuk mengeluarkan hal-hal kreatif di pikiran anda. Menggambar atau melukis sesuatu – bahkan jika anda harus menggunakan krayon. Selama anda menggunakan kreativitas anda untuk mengeluarkan pikiran negatif, maka hal tersebut dapat bekerja. Jelajahi emosi anda melalui tindakan-tindakan kreatif yang dapat meningkatkan suasana hati anda kembali. Kreativitas dapat terasa seperti pembebasan. Ketika anda menempatkan emosi anda melalui sebuah bentuk seni, anda menempatkan mereka keluar dari sistem anda dan membersihkannya. 6. Berjalan-jalan Kadang-kadang pikiran kita adalah produk dari lingkungan dimana kita berada. Misalnya, jika anda dikelilingi dengan orang-orang negatif, anda mungkin akan mulai berpikir negatif pada gilirannya. Menghindari lingkungan negatif dapat sangat membantu. Ambil waktu untuk berjalan-jalan sendirian menjauhi suasana sehari-hari. Pergi ke suatu tempat yang dapat mengangkat suasana hati seperti taman atau museum. Waktu yang dihabiskan untuk menjauhkan diri dari pengaruh-pengaruh negatif dapat membawa anda pada ketenangan pikiran . 7. Mulai membuat daftar apa yang anda syukuri Apakah anda lupa semua hal baik yang telah terjadi pada anda? Kadang-kadang dalam hidup sehari-hari, kita kehilangan fokus pada semua hal yang berjalan baik dalam kehidupan kita. Jika itu mencerminkan anda, maka anda perlu kembali melatih pikiran anda untuk fokus pada semua hal baik yang terjadi di sekitar anda, bukan yang buruk. Buat daftar semua hal yang anda syukuri, tidak peduli seberapa kecil hal tersebut kelihatannya. Kadang-kadang hal-hal baik dalam hidup kita terjadi tepat di depan wajah kita dan kita masih gagal untuk melihatnya.

KESALAHAN TENTANG UANG

Kesalahan Tentang Uang Yang Harus Dihindari Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, kita hidup dan dibentuk dari kebiasaan (perilaku-perilaku yang kita lakukan secara berulang-ulang). Begitu juga dengan kehidupan keuangan anda. Kehidupan keuangan anda saat ini, adalah akibat dari perilaku-perilaku yang anda lakukan secara berulang-ulang. Saya disini berbicara tentang kehidupan keuangan yang negatif. Padahal kehidupan keuangan mempunyai dampak yang luar biasa besar terhadap kehidupan anda secara keseluruhan. Banyak sekali orang terperangkap dalam kesalahan-kesalahan keuangan yang sama. Berita baiknya, jika anda dapat mengenali dan mengeliminasi kesalahan-kesalahan ini, hal tersebut adalah langkah pertama menuju kemandirian keuangan anda. Berikut adalah kesalahan-kesalahan dalam keuangan yang perlu anda hindari : 1. Pengeluaran Berdasarkan Kata Hati Sumber hutang pribadi terbesar adalah pengeluaran yang melebihi hal-hal yang anda butuhkan. Jangan pergi berbelanja jika anda sedang merasa bosan di rumah, sebab anda akan membeli barang-barang yang sebetulnya tidak anda butuhkan / jarang anda pergunakan. Jika anda mempunyai kecendrungan untuk selalu menuruti kata hati anda, cobalah untuk membuat rencana yang matang terhadap barang-barang yang memang perlu anda beli dan barang-barang yang perlu anda hindari. Jika anda betul-betul menginginkan sesuatu, anda dapat kembali di lain hari – intinya bersabarlah ketika berbelanja. 2. Tergoda oleh Teknik-Teknik Para Penjual Perusahaan-perusahaan besar mencoba banyak trik untuk mengajak kita membeli barang-barang yang sebetulnya tidak kita butuhkan. Ya, itulah marketing. Sebagai contoh, jangan tergoda oleh barang-barang yang di-discount sampai dengan 70%; bukan karena barang tersebut sedang sale lalu anda berpikiran harga tersebut adalah harga yang sangat bagus dan anda perlu membelinya. Jangan tergoda oleh promosi membeli 2 gratis 1; sebaliknya lihatlah barang-barang yang anda miliki saat ini, mulailah menghitung berapa banyak dari barang-barang tersebut yang jarang anda pergunakan. Jika anda merasa tidak nyaman oleh perilaku para salesman, pergilah menjauh segera – Jika anda betul-betul menginginkan barang tersebut, anda bisa datang lagi suatu saat. 3. Tidak Pernah Mengecek Harga yang Lebih Murah Untuk item-item tertentu seperti asuransi atau hipotek misalnya, perusahan-perusahaan mengambil keuntungan dari loyalitas konsumen dengan memberikan harga yang tinggi. Keengganan konsumen untuk berpindah ke perusahaan lain ini dalam bahasa inggris disebut customer inertia. Sebagai contoh, orang-orang berpikir terlalu banyak birokrasi yang harus mereka lewati jika ingin memindahkan hipoteknya. Padahal jika mereka mau menjalani proses tersebut, yaitu berpindah ke perusahaan hipotek lain yang lebih murah, mereka akan menghemat jumlah uang yang cukup besar. Saya mengambil sebuah perumpamaan : jika anda pergi berbelanja, maukah anda membeli sebuah barang yang sebetulnya mempunyai kualitas yang tidak jauh berbeda, namun memiliki harga 20% lebih mahal? 4. Tidak Memiliki Rencana Dalam Menabung Memang benar jika di usia 20-an sulit bagi anda untuk menabung, karena biasanya anda telah lepas dari tanggung jawab orang tua dan penghasilan anda habis untuk keperluan hidup sehari-hari. Anda baru bisa mulai menabung setelah penghasilan anda dirasakan cukup. Namun jika saat itu datang, anda menemukan diri anda telah menginjak usia 50-an tanpa tabungan sama sekali. Menabung memerlukan suatu sikap paksaan pada diri sendiri. Jika anda memaksakan untuk menabung sejak usia dini meskipun jumlahnya tidak terlalu besar, hal tersebut lama kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan, dan anda akan lebih produktif kelak. Kondisi keuangan anda pun dijamin akan jauh lebih baik di masa mendatang. Paksakan minimal 10% dari penghasilan anda disisihkan untuk ditabung. 5. Menjadikan Kekayaan Sebagai Tujuan Hidup Banyak para milyuner yang memiliki sifat tidak pernah puas. Mereka selalu menginginkan lebih dan lebih. Hal yang paling menyakitkan mereka adalah jika mereka harus membelanjakan uangnya. Uang dan kekayaan bukanlah suatu hal yang buruk, namun mereka akan menjadi seperti itu jika kita mencintainya melebihi apapun didalam hidup. Hidup bukan hanya tentang mengumpulkan uang, anda perlu menjaga keseimbangan antara uang dan aspek-aspek kehidupan anda yang lain. 6. Membiarkan Uang Merusak Persahabatan Suatu kesalahan besar jika anda bergantung pada sahabat anda untuk menyelesaikan masalah keuangan yang anda hadapi, apalagi jika anda membuatnya menjadi sebuah kebiasaan. Banyak kasus persahabatan yang hancur hanya gara-gara masalah uang. Jangan nodai persahabatan yang telah anda bangun dengan susah payah dengan urusan pinjam meminjam uang. 7. Tidak Memiliki Catatan Atas Keuangan Anda Banyak orang tidak mengetahui seberapa banyak uang yang sudah mereka belanjakan atau hutang yang mereka miliki; yang mereka sadari adalah dompet mereka sudah kosong di akhir bulan. Ada baiknya jika anda mulai mencatat pengeluaran-pengeluaran anda sehingga anda bisa lebih mengontrol lagi pos-pos mana yang perlu dihemat. Kondisi keuangan yang baik dimulai dengan menyadari kondisi keuangan anda saat ini. 8. Memperoleh Penilaian Kredit yang Merugikan Telat dalam membayar pinjaman ke bank akan membuat anda terkena bunga dan denda, namun sebetulnya masalah yang lebih utama adalah anda akan terkena dampak yang merugikan terhadap penilaian kredit anda (credit rating). Akibatnya anda akan lebih sulit dalam memperoleh kredit di masa mendatang dan hal ini sangat mahal harganya, karena menyangkut nama baik anda. Saya memiliki seorang rekan yang telah di-blacklist oleh salah satu bank penyedia kartu kredit. Ia saat ini kesulitan mengajukan kredit pemilikian rumah (KPR) ke bank manapun. Kenapa hal ini bisa terjadi? Bank-bank memiliki jaringan yang kuat satu sama lain, sehingga jika anda di-blacklist oleh salah satu bank, maka nama anda akan disebarkan ke bank-bank lainnya. Sebisa mungkin hindari telat membayar kredit apalagi tidak membayar sama sekali. Jika anda memang mengalami kesulitan, cobalah untuk datang baik-baik ke bank bersangkutan untuk membicarakan masalah keuangan anda. 9. Meminjam Uang Dengan Bunga Yang Tinggi Jika anda terpaksa meminjam uang ke instansi keuangan, pastikan bahwa anda telah mendapatkan bunga yang terbaik atau rendah. Hindari meminjam uang dengan bunga diatas 17%, apalagi pinjaman dari kartu kredit.